Menu Tutup

PHRI DIY Berkomitmen Kuatkan DI Yogyakarta Sebagai Tujuan Pariwisata Unggulan

PHRI DIY Berkomitmen Kuatkan DI Yogyakarta Sebagai Tujuan Pariwisata Unggulan

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dari tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta hingga tingkat Kabupaten/Kota di DIY berkomitmen untuk menguatkan DIY sebagai tujuan pariwisata unggulan nusantara yang berwawasan lingkungan melalui penggunaan produk minyak kelapa sawit berkelanjutan.

Kesiapan tersebut disampaikan oleh Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, dalam acara Buka Puasa Bersama yang digelar di The Alana Conventiom Center Yogyakarta, Jumat (14/4/2023).

“(Maka dari itu) kami bekerjasama dengan Roundtable On Sustainable Palm Oil (RSPO) dalam mendorong pelaku industri pariwisata di DIY khususnya hotel dan restoran, secara bertahap akan menggunakan produk-produk turunan sawit yang diproduksi dengan cara yang bijak dan bertanggung jawab,” katanya.

Hal itu dilakukan menimbang banyaknya usaha jasa pariwisata hotel dan restoran menggunakan produk berbahan baku sawit seperti minyak goreng, margarin, sabun, shampoo, pasta gigi, lilin dan produk spa.

Sehingga, produk sawit keberlanjutan adalah salah satu pilar bisnis sebagai tanggung jawab perusahaan untuk memberikan kontribusi positif bagi orang dan lingkungan.

Walau saat ini okupansi hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta masih berada di kisaran 45 persen, namun ia optimis pada H-1 Lebaran Idulfitri 2023, tingkat okupansi hotel akan menyentuh 90 persen.

“Untuk itu, melalui optimalisasi dengan upaya promosi, diharapkan bisa memberikan dampak terhadap jumlah okupansi hotel di DIY. Sehingga penggunaan produk penggunaan produk minyak kelapa sawit berkelanjutan juga dapat berjalan dengan baik,” pinta Deddy.

Dalam kesempatan tersebut, Deputy Director Indonesia, RSPO Roundtable on Sustainable Palm Oil, M. Windrawan Inantha, turut menyampaikan bahwa di Indonesia, konsumsi minyak kelapa sawit dan turunannya banyak dipergunakan dari industri hotel dan restoran.

“Kalau diperkirakan, penggunaan minyak goreng sawit untuk industri itu kira-kira 30 persen, sedangkan untuk rumah tangga itu 70 persen. Jadi, kita mencoba untuk bekerjasama dengan PHRI agar mereka bisa menggunakan produk minyak sawit yang berkelanjutan,” pintanya.

Sumber: TribunJogja.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *