Menu Tutup

Hotel dan Restoran Inisiasi Penggunaan Produk Sawit Berkelanjutan

Hotel dan Restoran Inisiasi Penggunaan Produk Sawit Berkelanjutan

Hotel dan restoran di Yogyakarta inisiasi penggunaan produk sawit berkelanjutan. Untuk itu, PHRI Daerah Istimewa Yogyakarta inisiasi penggunaan CSPO dalam upayanya menjadikan DIY sebagai yang terdepan dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badan Pimpinan Daerah (BPD) Daerah Istimewa Yogyakarta di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Centre menyampaikan komitmennya untuk mendukung Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pionir Pemerintah Daerah (Pemda) yang menjunjung aspek-aspek keberlanjutan untuk mencapai salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dengan menggunakan produk sawit dan turunannya yang dihasilkan dengan cara bertanggung jawab.

PHRI DIY bersama dengan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) akan melakukan serangkaian kegiatan untuk mengarusutamakan penggunaan produk minyak sawit berkelanjutan yang bersertifikat (certified sustainable palm oil – CSPO) pada sektor industri pariwisata di Yogyakarta.

“Termasuk hotel dan restoran,” terang Deddy Pranowo Eryono, Sabtu (14/4/2023).

Kedua jenis usaha tersebut, kata Deddy, banyak menggunakan produk berbahan baku sawit seperti minyak goreng, margarin, sabun, sampo, pasta gigi, dan lainnya.

Berkaitan dengan hal tersebut PHRI DIY akan meningkatkan pemahaman dan kesadartahuan anggota PHRI DIY beserta para pemangku kepentingan terkait dengan CSPO.

Selain itu, penggunaan produk CSPO RSPO dan kampanye konsumen terkait penggunaan produk CSPO.

“Industri pariwisata Yogyakarta harus menjadi yang terdepan dalam hal keberlanjutan,” ucap GKR Bendara selaku Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY.

Yogyakarta memiliki filosofi “Memayu Hayuning Bawana”, yaitu manusia memiliki kewajiban untuk menjaga keharmonisan alam semesta yang tidak dapat lepas dari hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia maupun hubungan manusia dengan lingkungan alam.

Hubungan antara manusia dengan lingkungannya bisa dijaga dengan menjaga kelestarian alam. “Karena jika alam telah rusak, maka manusia tidak dapat hidup dengan baik,” kata GKR Bendara.

Menggunakan produk sawit yang dihasilkan dengan cara bertanggung jawab merupakan salah satu cara PHRI DIY dan dapat mengimplementasikan falsafah hidup tersebut sekaligus mendukung kebijakan Pemerintah Daerah (Pemda) yang semakin berwawasan lingkungan, sosialdan kesejahteraan.

Perusahaan anggota PHRI DIY menyampaikan pentingnya mengedepankan aspek-aspek keberlanjutan sebagai keunggulan daya saing pariwisata Yogyakarta.

Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, nenyampaikan, turis domestik maupun mancanegara sudah semakin sadar dan paham terkait isu lingkungan maupun keberlanjutan.

“Mereka akan selektif dan lebih memilih menggunakan produk yang menerapkan prinsip bisnis bertanggung jawab,” papar Deddy.

Menurutnya, semakin banyak pihak yang terlibat dalam upaya membuat industri berkelanjutan akan semakin baik bagi Yogyakarta untuk menjawab kebutuhan konsumennya.

Bagi Deddy, PHRI adalah sebuah organisasi yang berorientasikan kepada pembangunan dan peningkatan kepariwisataan. “Dalam rangka ikut serta melaksanakan pembangunan nasional,” ungkap Deddy.

Selain juga merupakan wadah pemersatu dalam memperjuangkan dan menciptakan iklim usaha yang menyangkut harkat dan martabat pengusaha yang bergerak dalam bidang jasa pariwisata perhotelan dan jasa makanan dan minuman serta lembaga pendidikan pariwisata.

Mahatma Windrawan Inantha selaku RSPO Deputy Director Market Transformation Indonesia, mengapresiasi iktikad baik PHRI DIY yang diwujudkan melalui sebuah komitmen bersama.

“Hal itu untuk mulai menggunakan produk sawit berkelanjutan oleh para anggotanya,” katanya.

Sudah saatnya aspek keberlanjutan menjadi sebuah strategi dalam industri pariwisata yang menjadikan para pelaku usahanya tetap relevan dalam menjawab kebutuhan konsumen yang semakin peduli terhadap isu-isu lingkungan dan sosial.

RSPO mendukung penuh hal ini sebagai salah satu mitra strategis PHRI DIY untuk meningkatkan keberlangsungan industri pariwisata Yogyakarta yang berkelanjutan.

Sawit berkelanjutan pada industri hotel dan restoran serta penggunaan produk-produk berbahan baku sawit dapat dengan mudah dijumpai pada sektor usaha ini.

Hal tersebut terlihat pada penggunaan minyak goreng dan margarin dalam proses pembuatan makanan di restoran.

Sementara itu sabun, sampo maupun pasta gigi yang disediakan hotel juga menggunakan sawit sebagai bahan baku utamanya.

Zeeneeshri Ramadass selaku APAC Communications Manager Transisi menjelaskan, menuju penggunaan bahan baku berbasis sawit berkelanjutan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi DIY sebagai pelopor dalam penggunaan produk CSPO di industri pariwisata Indonesia yang memprioritaskan kelestarian lingkungan dan aspek sosial dalam praktik bisnisnya.

Sumber: kabarewisata.com